Halaman

Minggu, November 25, 2012

Kisah inspiratif :3 kata ajaib

3 Kata Ajaib (Kisah yang sangat menyentuh)

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Kisah di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut,:
 "Yang terhormat Pak Direktur".
~ Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata “tolong”, setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.
~ Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan “maaf”, saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
~ Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan “terima kasih” kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.
 "Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga ALLAH TA'ALLA meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Aamiin.”

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Tiga kata “Tolong,maaf dan terima kasih” adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif.

Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri..

Tips : Agar anda bahagia dengan suami anda

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ..
Romantika dan masalah rumah tangga tidak ada habisnya bila dibahas semua ingin pendapatnya di dengar dan dipatuhi oleh pasangannya...untuk kita sebagai seorang istri harus punya kiat agar rumah tangga berjalan harmonis bukan hanya tampilan dari luar saja tapi dari dalam juga selain komunikasi berjalan dengan baik berikut ada beberapa tips agar kita selalu bahagia bersama suami, kebahagiaan bukan terletak pada pemenuhan dari segi materi saja tapi pengertian dan pemahaman kita terhadap pasangan kita diantaranya....

1. Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.

2. Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.

3. Perbanyaklah mencari keridhan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.

4. Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.

5. Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.

6. Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.

7. Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.

8. Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suamimu.

9. Upayakan untuk tampil di depan suamimu dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula.

10. Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormati dalam semua urusan.

11. Anda harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya.

12. Janganlah anda menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup.

13. Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.

14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara.

15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesuatu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan.

16. Janganlah anda mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami anda dan ia tidak suka melihatnya.

17. Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaknya anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya anda duduk mendengarkannya.

18. Jangan berlebih-lebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.

19. Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.

20. Janganlah anda mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.

21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya.

22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa anda lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.

23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya.

24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga anda dengan barang-barang yang disenangi suami anda.

25. Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.

26. Katakanlah kejemuan dan kebosananmu ketika ia sudah meninggalkan rumah.

27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.

28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur.

29. Janganlah mengabaikan pemimpinmu (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suamimu.

30. Janganlah anda berbicara dengan sang suami, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.

31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira.

32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya.

33. Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yang dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya.

34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan.

35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu kanmenyakitkannya.

36. Ingatkanlah selalu pada suamimu bahwa anda tidak tahu (bagaimana nasib anda) seandainya anda tidak dipersunting olehnya.

37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepadamu.

Semoga Bermanfaat....(^_^)

Renungan: Menjelang usia 40

Usia 4O antara Kehormatan dan Peringatan

Pernahkah sekali waktu Anda memikirkan ihwal keberadaan Anda di dunia ini? Setidaknya, pernahkah Anda berpikir, apa saja yang telah Anda lakukan hingga detik ini? Apakah lebih banyak kebaikannya, ataukah keburukannya? Apakah lebih besar ketaatannya kepada Allah, ataukah pembangkangannya kepada-Nya? Sampai kapan Anda akan menjalani hidup tanpa perencanaan dan tanpa evaluasi?

Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik, memberikan berbagai kelebihan, dan memuliakan mereka di antara semua makhlukNya. Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa manusia akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam perjalanan hidupnya, tahap demi tahap, dari masa bayi ke masa kanak-kanak, lalu menjadi remaja, setelah itu menapaki usia dewasa, kemudian paruh baya, dan akhirnya memasuki usia lanjut dalam kondisi lemah dan renta.

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya, yang artinya, "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) itu sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa." (QS ArRum: 54).

Meskipun urutannya demikian, tak seorang pun akan dapat memastikan bahwa hidupnya akan berlanjut terus hingga tua, karena boleh jadi belum lagi tua, bahkan mungkin masih sebagai seorang pemuda, ajal telah menjemputnya. Ya, usia memang misteri yang tak pernah terungkap dalam kehidupan manusia. Tak satu pun orang yang dapat menerka dengan tepat atau tahu dengan terperinci berapa tahun ia akan hidup di dunia yang fana ini, pada tahun berapa ia akan mati, di mana akan berakhir hidupnya. Karena itu, Islam terus mengingatkan penganutnya untuk sebaik mungkin memanfaatkan usia yang sedang dijalani, karena waktu yang terlewat tak akan kembali.

Rasulullah bersabda, "Belum hilang jejak telapak kaki orang-orang yang mengantarnya ke kubur, seorang hamba akan ditanya mengenai empat hal, yaitu
tentang usianya ke mana dihabiskannya, tentang tubuhnya untuk apa digunakannya, tentang ilmunya seberapa banyak yang diamalkannya, serta hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya." (HR At-Tirmidzi).

Usia adalah anugerah yang begitu berharga yang diberikan Allah kepada manusia. Bahkan, kekayaan dan kekuatan manusia tidak akan berarti jika usia telah tiada. Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada manusia atas usia yang dikaruniakan-Nya. Maka, usia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya demi peningkatan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Usia adalah masa yang menentukan baik-buruknya manusia.

Terlepas dari itu, ada tahapan sangat penting dalam kehidupan manusia yang sangat perlu kita perhatikan. Yaitu ketika seseorang mulai memasuki usia 40 tahun. Di usia ini, tingkat produktivitas mencapai puncaknya sehingga amat sayang bila dilewatkan begitu saja tanpa adanya pembaruan dalam hidup dan prestasi-prestasi kreatif. Usia 40 tahun merupakan tahapan perkembangan usia yang penuh berkah yang menjadi gerbang awal kehidupan baru. Bertawakallah kepada Allah dan berkiprahlah supaya Anda termasuk salah seorang yang pandai melakukan amal kebaikan dan meninggalkan warisan yang baik.

Dengan kata lain, pada usia ini orang diberi tawaran untuk memilih: apakah akan menjadikannya sebagai momen untuk melakukan perubahan fundamental, atau akan melewatinya biasa-biasa saja. Allah telah memberikan fasilitas yang lebih dari cukup untuk melakukan perubahan fundamental itu. Fasilitas yang dimaksud adalah potensi, dorongan-dorongan internal tertentu, serta kelebihan-kelebihan lain yang dimiliki.

Adakah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa usia 40 tahun itu usia istimewa? Ataukah itu hanya anggapan-anggapan? Banyak bahkan terlalu banyak bukti yang menunjukkan pentingnya usia 40 tahun dalam kehidupan manusia.

Di antaranya, Allah sebagai Pencipta manusia memberi perhatian khusus pada umur 40 tahun, yaitu dalam AI-Ouran surah Al-Ahqaf ayat 15, yang artinya, "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, 'Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS Al-Ahqaf: 15).

Selain ayat tersebut, kita pun mengetahui banyak hal besar di dunia ini yang terjadi dan dikaitkan dengan umur 40 tahun dalam kehidupan seseorang. Yang terpenting adalah diutusnya Nabi Muhammad SAW dalam usia itu oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalahnya kepada seluruh umat manusia. Inilah peristiwa paling fenomenal dalam sejarah perjalanan manusia sejak diciptakannya Nabi Adam hingga datangnya hari Kiamat kelak.

Usia 40 tahun itu sesuatu yang istimewa, sehingga Allah menyebutkannya secara khusus pada ayat di atas. Usia 40 tahun itu bukan usia yang biasa-biasa saja, sehingga Allah memilih diutusnya Rasulullah pada usia itu untuk mengemban amanah yang sangat besar yang memberikan perubahan sangat luar biasa pada sejarah perjalanan manusia. Kebanyakan nabi lainnya pun diangkat menjadi rasul tepat pada usia 40 tahun.

Masa Dewasa
Ketika seseorang telah mencapai usia 40 tahun, berarti ia telah memasuki masa dewasa. Memang, menjelang usia 20 tahun menurut anggapan para ahli psikologi, atau pada usia 15 tahun menurut ajaran Islam, seseorang telah mencapai kedewasaan. Tetapi pengertian dewasa saat memasuki usia 40 tahun berbeda dengan dewasa saat berusia 20 tahun atau 15 tahun. Kedewasaan dalam usia 40 tahun berkaitan dengan kematangan sekaligus kebijaksanaan.

Dalam usia itu, Allah SWT memberikan karunia hikmah dan kebijaksanaan. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan setelah menjadi dewasa dan cukup umurnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan. Demikianlah Kami memberi balasan bagi orangorang yang melakukan kebajikan." (QS 28: 14)

Asy-Syaikh AI-Arif Abdul Wahhab bin Ahmad Asy-Sya'rani dalam kitabnya AlBahrul-Mawrud menyebutkan, "Telah diambil janji-janji dari kita bahwa apabila kita telah mencapai umur empat puluh tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat kasur-kasur dan selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada setiap napas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita sesudah melebihi empat puluh tahun sebanding dengan seratus tahun sebelumnya."

Imam Syafi'i rahimahullah, setelah mencapai umur 40 tahun, berjalan dengan menggunakan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, ia berkata, "Supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."

Berkata Wahb bin Munabbih, "Aku baca dalam suatu kitab bahwasanya ada suatu suara menyeru dari langit keempat pada setiap pagi, 'Wahai orang-orang yang telah berusia empat puluh tahun! Kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang yang telah berusia lima puluh tahun! Sudahkah kamu ingat, apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang telah berusia enam puluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu.... Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah!"

Usia 40 tahun adalah titik perubahan bagi seseorang yang bersungguh-sungguh menginginkan kebaikan dan kematangan atau puncaknya kedewasaan. Selain itu, usia 40 tahun adalah persimpangan jalan setiap orang dalam meniti penyeberangan menuju jalan Allah atau terseret ke jalan setan. Ya, usia 40 tahun harus menjadi ajang bertaubat dan bersyukur terhadap nikmat Allah.

Usia 40 tahun merupakan tahapan perkembangan usia yang penuh berkah. Karena penuh berkah, seseorang harus dapat memanfaatkannya dengan optimal, sehingga ia dapat mencapai negeri akhirat dengan aman dan tenteram.

Bila seseorang telah memasuki usia 40 tahun, ada beberapa hal penting yang harus dilakukannya.
Pertama, berbuat lebih balk kepada kedua orangtua, karena atas perjuangannya kita bisa menjadi seperti sekarang ini.
Kedua, mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dengan banyak berbuat baik, beramal shalih, dan menambah amalan dalam beribadah.
Ketiga, bertaubat dan berserah diri, yang artinya tidak berbuat dosa dan maksiat lagi.

Berbuat Banyak
Orang yang telah memasuki usia 40an semestinya semakin banyak memberikan andil dan manfaat kepada orang lain. Cobalah lihat pohon kurma. Semakin tua semakin bermanfaat, batangnya semakin kuat, tinggi menjulang ke angkasa, bentuknya semakin menawan, fungsinya semakin sempurna.

Tidak hanya saat memasuki usia 40an, bahkan ketika telah berusia lanjut dan mengalami masa renta manusia harus tetap beribadah. Allah berfirman, yang artinya, "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS AI-Hijr: 99).
Usia 40 tahun ke atas merupakan tahapan-tahapan yang memberikan peluang pada semua orang untuk lebih melengkapi berbagai kekurangan. Pada usia ini pula orang harus memandang semua permasalahan dengan penuh seksama, seperti saat ini dan Tuan pun seorang imam kaum muslimin."

Imam Ahmad menjawab, "Aku akan membawa tinta ini hingga ke kuburan." Yakni, akan tetap belajar dan berkarya sampai mati.
Para ulama terdahulu telah membagi kehidupan manusia dalam dua tahapan besar, tahapan meminta (thalab), yang mereka batasi dengan usia 40 tahun ke bawah, dan tahapan memberi (atha), yang berada pada usia 40 tahun ke atas. Meskipun begitu, hal ini tidak dimaksudkan bahwa orang tidak bisa memberi pada orang lain sebelum usia 40 tahun ataupun tidak perlu meminta setelah berusia 40 tahun ke atas.

Istilah "meminta" dan "menuntut" (thalab) juga dapat diartikan dengan menuntut ilmu, mencari dasar-dasar keimanan, adab, akhlaq, dan sebagainya. Sebaliknya, saat yang paling potensial untuk memberi berada pada usia 40 tahun ke atas, karena tingkatan keilmuannya sudah lebih dari cukup, pengalamannya sudah banyak, pegangan hidupnya telah mapan, gejolak jiwanya telah tertata, luapan semangatnya telah terkontrol.

Orang yang telah melewati usia 40 tahun ke atas seharusnya memahami bahwa dirinya kini menapaki hari-hari yang lebih baik, lebih utama, dan lebih cemerlang. Sebab, ia dapat memberi kepada orang lain, bermanfaat bagi manusia lainnya, dan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas umat ini pada kondisi yang lebih baik.

Beralih ke Akhirat
Perhatian mereka yang telah memasuki apalagi melewati usia 40 tahun mestilah lebih banyak beralih ke akhirat, dengan tidak mengabaikan dunia, dan meninggalkan warisan yang bermanfaat.

Ada beberapa nasihat para ulama salaf yang ditujukan kepada orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun atau lebih yang patut kita renungkan. Di antaranya, Masruq berkata, "Apabila salah seorang di antara kalian telah mencapai usia empat puluh tahun, segeralah mulai waspada kepada ancaman Allah." Sedangkan Muhammad bin Al-Husain menuturkan, "Jika seseorang telah mencapai usia empat puluh tahun, ada seseorang yang menyeru dari langit, 'Waktu perjalanan jauh (kematian) telah dekat, maka segeralah mencari bekal'."

Dan seperti dikatakan oleh Imam AlGhazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad, "Barang siapa telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, hendaklah dia menyiapkan dirinya untuk masuk ke dalam neraka."
Dikatakan oleh An-Nakha'i, "Mereka dahulunya mencari dunia, namun, ketika telah mencapai usia empat puluh tahun, mereka mencari akhirat." Dalam ungkapan yang berbeda tapi dengan pengertian yang sama, Abdullah bin Dawud berkata, "Ketika telah mencapai usia empat puluh tidak tergesa-gesa dan asal-asalan. Tak boleh salah melangkah, karena ia momentum yang paling menentukan dalam perjalanan hidup seseorang.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Kiamat datang, sementara salah seorang dari kalian sedang memegang sebatang kurma yang diambil dari induknya untuk ditanam, hendaklah ia menanamnya."

Suatu ketika, ada seorang laki-laki melihat Imam Ahmad membawa tinta. la pun terheran-heran melihat semangat Imam Ahmad dalam mempelajari ilmu meski beliau telah mencapai derajat imam. Orang itu lantas bertanya, "Wahai Abu Abdillah, Tuan telah mencapai status tahun, mereka melipat tempat tidurnya." Yakni, selalu melaksanakan shalat Tahajjud sepanjang malam tanpa tidur.

Renungan : Permintaan anak yang tak terucap

Ayah...bunda... menjadi orang tua memanglah tidak mudah tapi  dengan banyak belajar dan mau memahami serta mengerti apa yang anak kita inginkan Insya Allah kita akan menjadi orang tua yang bijak jauh dari rasa egois berikut adalah permintaan anak yg jarang terucap dari celotehannaya yang lucu dan wajahnya yang polos tanpa beban, semoga beberapa ponit ini dapat menggugah hati kita sebagai orang tua karena bagai mana pun juga kita akan di pinta pertanggung jawaban olehNYA atas titipannya yuk simak point-pointnya:

1. Ayah bunda cintailah aku sepenuh hatimu...
2. Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku...
3. Cobalah untuk mengerti aku dan cara belajarku...
4. Jangan marahi aku di depan orang banyak...
5. Jangan bandingkan aku dengan kakak & adikku..
6. Ayah bunda jangan lupa, aku adalah fotocopy-mu..
7. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku sebagai anak kecil..
8. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu bila aku salah..
9. Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku..
10. Jangan ungkit-ungkit kesalahanku
11. Aku adalah LADANG PAHALA BAGIMU..
12. jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal buruk, bukankah apa yang keluar dari mulutmu adalah     doa bagiku?
13. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu

semoga bermanfaat untuk semua orangtua....:)