Halaman

Selasa, Februari 03, 2015

Pola Pengasuhan Anak dan Remaja

Bismilah....

Bertengkar bagi anak anak adalah penting untuk persiapan masa depan nya. Anak harus diajarkan menyelesaikan masalah sendiri, jika semua masalah diselesaikan oleh orang tua, nanti anak akan kesulitan menyelesaikan konflik ketika dewasa
Aturan inti soal meminta izin / meminta barang: setiap anak wajib meminta izin kepada semua orang, berlaku juga kakak kepada adik / orang tua kepada anak. Contoh-> Jika adik mengambil makanan kakak, padahal kakak tidak mengizinkan tidak diperbolehkan, maka WAJIB untuk adik mengembalikan makanan nya

Penyebab kriminalitas semakin menjamur di indonesia karena tayangan tentang kriminalitas selalu dipertontonkan setiap saat
Empat bentuk sukses secara kasat mata
1. Harta
2. Tahta
3. Kata (dalam artian setiap perkataan nya didengar semua orang )
4. Cinta (dicintai semua orang )

Ayah adalah kunci kesuksesan anak, jika diibaratkan ibu adalah madrasah/sekolah, maka ayah adalah kepala sekolah nya

50-80% potensi hidup manusia berkembang ketika usia kurang dari 7 tahun
Hukum bermain bagi anak pada rentang usia 0-7 tahun adalah WAJIB. Tidak diperbolehkan mengharuskan anak belajar membaca dll pada usia ini, termasuk belajar mengaji (kecuali menghapal Al-quran).

Bebaskan anak bermain sepuasnya, asal mengikuti 3 aturan:
1. Tidak MEMBAHAYAKAN dirinya sendiri
2. Tidak MERUGIKAN orang lain
3. Tidak MELANGGAR hukum agama & negara. Jika aturan di atas dilanggar, maka wajib tegas kepada anak dengan memberikan sanksi yang jelas & tidak plin plan.

Ketika dewasa, Keuntungan anak yang sering bermain, terutama bermain di luar bersama teman teman nya:
1. Mempunyai skill komunikasi yang baik
2. Dapat bekerja sama dengan orang lain

Anak yang KURANG bermain akan mempunyai tutur kata yang menyakitkan & sulit diatur ketika dewasa.
Pria 2X lebih rentan melakukan bunuh diri, karena anak laki laki identik harus bisa memendam perasaan
Anak yang sudah akil baligh, sudah waktunya mapan tapi masih merepotkan orang tua (bahasa kasar nya (maaf), cuma jadi benalu), diwajibkan untuk hijrah ke tempat lain demi keselamatan diri nya sendiri & menghilangkan ketergantungan dengan orang tua.
Penyebab anak mengecewakan orang tua karena ketika kecil mereka sering dikecewakan oleh orang tua mereka

Empat teori perilaku anak
1. Teori dosa asal (dosa nabi adam)-> setiap anak ketika lahir sudah membawa dosa (negatif)
2. Teori behaviorisme-> setiap anak yang lahir tidak membawa apa apa (kosong/netral)
3. Teori psikoanalisa-> setiap anak lahir dengan membawa kecenderungan menjadi pribadi yang
     negatif atau positif, tergantung alam bawah sadar mereka (positif atau negatif,tergantung keadaan)
4. Teori fitrah-> setiap anak lahir dalam keadaan fitrah & menyukai kebaikan (positif) jujur, patuh,
     belajar, mandiri, berani

Penyebab anak tidak patuh kepada orang tua: ketika kecil semua kemauan nya selalu dituruti & tidak ada nya batasan tegas soal permintaan anak
Dosa berbohong kepada anak, dosa nya sama dengan berbohong kepada orang dewasa
Trik tegas kepada anak ketika anak merengek rengek di tempat umum: tinggalkan & jangan lihat mata nya
Manusia disunnahkan berbicara, karena anak yang selalu diam lebih rentan menjadi anak yang bermasalah dibandingkan anak yang suka bicara

Salah satu penyebab utama anak tidak dekat dengan orang tua: orang tua secara tidak sadar telah menjatuhkan harga diri anak melalui nasehat-nasehat yang over dosis & tidak pada waktunya. Hal ini menyebabkan anak tertekan & tidak mau berlama lama dengan orang tua nya
Besar intervensi orang tua kepada anak menurut umur: 1. >18 tahun = 10% 2. 15-18 tahun = 40% 3. >12 tahun = 60% 4. 0-12 tahun = 100% Ini berarti, orang tua hanya punya kesempatan selama 12 tahun untuk bisa bersama anak

Penyebab anak terpengaruh teman:
1. Orang tua menyampaikan nasehat dengan cara yang salah
2. Anak dinasehati ketika dia terkena masalah tanpa didengar dulu curhatan nya
3. Orang tua terlalu sibuk dengan urusan nya sendiri

Anak yang diam ketika dinasehati setelah melakukan kesalahan hanyalah bentuk penyelamatan diri
Pola asuh anak tidak cukup dengan teladan, teladan hanya berpengaruh 20% sisa nya dengan pendekatan2
Pendidikan pesantren bagi anak:
1. Umur SMA : ideal
2. Umur SMP : bagus
3. Umur SD atau bahkan TK : sangat tidak disarankan

Unsur disiplin adalah ketegasan dalam membuat aturan, BUKAN ditekankan pada kekerasan dalam bertindak
Kekerasan orang tua pada anak bersumber dari terlalu banyak kata kata yang keluar untuk anak, ditambah dengan masalah yang ada sebelumnya
Cara menerapkan anak tata krama (seperti meminta maaf, meminta izin) adalah dengan diulang ulang & diberi sanksi jika ada pelanggaran

Menjadi orangtua cerdas tentu saja bukan hal yang mudah. Yang pertama dilakukan adalah menanggalkan pola-pola usang. Mempelajari pola baru. Mempraktikannya dengan penuh kesadaran. Terkadang, hasilnya langsung terlihat dan terasa, tapi sering, perubahan baru terjadi setelah lama berjuang agar tidak tergelincir kembali ke pola lama..

Yuuk jadi orang tua cerdas...
* Terkadang hati terasa lelah dari mendidik anak dan jiwa terasa merana dari berbagai kenakalan dan
    pembangkangan mereka,yang menyebabkan kegundahan, kekhawatiran dan kesedihan bagi kedua
    orang tuanya.
* Al Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
   "Sesungguhnya ada bagian dari dosa- dosa yang tidaklah terhapus melainkan dengan jalan
    kegelisahan dan kekhawatiran terhadap anak - anak. "
* Bergembiralah bagi setiap orang yang perhatian dan peduli terhadap pendidikan anak - anaknya di
   atas perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah.
* Bergembiralah dengan adanya jalan bagi kalian untuk menghapus dosa - dosa.

 Jika kalian mendapati dari anak - anak kalian beberapa perkara yang merepotkan kalian dalam mendidik mereka , maka beristighfarlah kepada Rabb kalian .
Muqotil bin Sulaiman rahimahullah masuk berjumpa dengan Al Manshur rahimahullah di saat hari pembaiatan kekhalifahannya.
(+) Al Manshur pun berkata : " Nasehatilah diriku ya Muqotil ! "
(- ) Muqotil berkata : " Engkau ingin aku menasehatimu dengan apa yang telah aku lihat atau dengan
                                      apa yang telah aku dengar ? "
(+) Al Manshur berkata : " Dengan apa yang telah kamu lihat ".
 (-) Muqotil berkata : " Wahai Amirul Mu'minin! Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz memiliki 11
                                    anak dan meninggalkan harta 18 dinar.Dia dikafani dengan 5 dinar kemudian
                                    dibelikan area kuburan baginya 4 dinar, sedang sisanya diberikan kepada anak
                                    - anaknya.Sedang Hisyam bin Abdul Malik memiliki 11 Anak dan bagian
                                     warisan atas setiap anak adalah berjuta - juta dinar.
                                      Demi Allah Wahai Amirul Mukminin ! Sungguh suatu hari aku telah
                                      menyaksikan salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz bershodaqoh dengan
                                     100 kuda untuk berjihad fi sabilillah,Sedang salah seorang anak Hisyam
                                     meminta - meminta di pasar - pasar.

Dan sungguh orang - orang bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz , sedang beliau di ranjang kematiannya :" Apa yang engkau tinggalkan untuk anak - anakmu ya Umar ?


Beliau berkata : " Kutinggalkan ketaqwaan bagi mereka, jikalau mereka adalah orang - orang yang sholih niscaya Allahlah yang menjadi wali bagi orang - orang sholih.Namun jika mereka bukan orang - orang yang sholih niscaya aku tidak akan meninggalkan bagi mereka apa - apa yang membantu mereka untuk bermaksiat kepada Allah.

Perhatikan dan renungilah ...Betapa banyak dari manusia yang berusaha, berupaya , bekerja keras dan bersusah payah agar memberikan ketenangan dan kenyamanan masa depan anak - anaknya, dengan persangkaan bahwa keberadaan harta di hadapan mereka setelah kematiannya merupakan ketentraman bagi mereka.

Namun ia telah lalai dari ketentraman dan keamanan yang agung yang disebutkan oleh Allah dalam Al Qur'an :

,وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعافاً خافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدا
ً“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (An-Nisa’: 9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar